Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu.” (QS. Faathir [35] : 28); Guru yang baik akan menjelaskan sesuatu kepada muridnya sehingga paham, tetapi guru yang hebat adalah guru yang mampu menginspirasi dan memotivasi muridnya, sehingga mampu berbuat sesuatu yang baik dengan kemampuannya sendiri; Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta guru berperan sebagai katalisator dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. “Sebagai katalisator, guru mempercepat penyerapan benih pengetahuan dan mengakar kuat, serta dapat melipatgandakan modal pengetahuan yang dimilikinya

Minggu, 20 November 2011

Faktor Internal Kesulitan Belajar Siswa

Faktor internal diartikan sebagai faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik yang bersumber dari dalam dirinya. Faktor internal ini dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu: faktor psikologis dan faktor fisiologis.

Jika diklasifikasikan secara konseptual faktor psikologis dapat digolongkan terdiri dari faktor intelektual dan faktor non intelektual. Faktor-faktor intelektual yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar siswa dapat berupa:
  1. Tingkat kecerdasan intelektual (yang populer dikenal dengan sebutan IQ)
  2. Bakat
Sedangkan faktor non intelektual yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik yang bersumber dari beberapa sifat kepribadian yang terdiri dari:
  1. Sikap terhadap belajar
Kita ketahui bahwa sikap adalah kecendrungan ornag untuk berbuat, sikap sesungguhnya berbeda dengan perbuatan karna perbuatan merupakan inplementasi dari sikap. Dalam kegiataniat belajar, sikap siswa dalam proses belajar terutama ketika memulai kegiatan belajar merupakan bagian penting untuk diperhatikan karena aktifitas belajar siswa selanjutnya banyak ditentukan oleh sikap siswa akan memulai suatu kegiatan belajar, bila mana ketika memulai kegiatan belajar siswa memiliki sikap menerima atau kesediaan emosional untuk belajar, maka ia akan cendrung untuk berusaha terlibat dalam kegiatan belajar dengan baik, demikian juga sebaliknya.

  1. Motivasi belajar
    Motivasi dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi siswa untuk mendaya gunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi yang ada diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki tujuan belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat didalam proses belajar antara lain, nampak melalui keaktifan bertanya, keaktipan berpendapat, pelajaran, menyimpulkan, mencatat dan mengerjakan latihan dan evaluasi. Oleh karena itu rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.
  2. Mengola bahan belajar
    Mengolah bahan belajar dapat diartikan sebagai proses berpikir seseorang untuk mengolah inpormasi-inpormasi yang diterima sehingga menjadi bermakna. Dalam kajian kontruktifisme mengolah bahan belajar atau mengolah informasi merupakan penting agar seseorang dapat mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri berdasarkan informasi yang telah ia dapatkan.
  3. Konsentrasi belajar
    Konsentrasi belajar merupakan salah aspek psikologis yang sering kali tidak begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar. Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala didalam mencapai hasil belajar yang diharapkan.
  4. Rasa percaya diri
    Rasa percaya diri merupskan salah satu kondisi psikologis seseorang yang berpengaruh terhadap aktifitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu aktifitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diinginkannya.
  5. Kebiasaan belajar
    Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktifitas belajar yang dilakukannya, seperti : belajar tidak teratur, daya tahan belajar rendah, belajar menjelang ulangan atau ujian, dll.
Sejalan dengan pandangan diatas, Misunita (Dr. Aunurrahman, M.Pd,2009;186), mengemukakan bahwa kesukaran belajar dapat dikelompokan berdasarkan tahapan-tahapan pengolahan informasi yaitu :
  1. Input ; kesukaran belajar pada katagori ini berkaitan dengan penerimaan informasi melalui alat indra, misalnya persepsi visual dan auditorial. Kesukaran dalam persepsi visual dapat menyebabkan masalah dalam mengenali bentuk, posisi, atau ukuran objek yang dilihat.
  2. Integration ; kesukaran yang berkaitan dengan memori atau ingatan. Kebanyakan masalah dalam katagori ini berkaitan dengn memori yang membuat seseorang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi baru tanpa banyak pengulangan.
  3. Output ; informasi yang telah diproses oleh otak akan muncul dalam bentuk respon melalui kata-kata yaitu output bahasa, aktivitas otot, misalnya menulis atau menggambar.
Faktor fisiologis yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar peserta didik berkait dengan bagian-bagian tubuh misalnya kesehatan tubuh yang terus terganggu, pendengaran yang kurang baik, tidak makan pagi, pengelihatan terganggu, kesiapan otak dan sistem syaraf yang kurang berfungsi dalam menerima, memroses, menyimpan, serta memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Jika ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak individu peserta didik, maka dengan sendirinya yang bersangkutan akan mengalami kesulitan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar